Ada yang menyebut jaga jarak sosial, mengurangi kontak antarwarga atau dalam bahasa Inggris, social distancing. Apa artinya itu? Jawaban baku: tindakan-tindakan sangat penting yang diambil pemimpin formal untuk menghentikan atau memperlambat kecepatan penyakit yang sangat mudah menular, seperti virus corona (COVID-19). Tindakan itu mengurangi orang sakit untuk memiliki kontak dengan orang sehat.

Apakah “social distancing” itu?


Kebanyakan kita biasanya bertemu puluhan orang setiap hari. Mengurangi jumlah kontak akan mengurangi peluang Anda terkena COVID-19 dan menyebarkan ke orang lain.

Bagaimana melakukan social distancing?

Jaga jarak minimal 1 meter dari orang lain adalah satu langkah. Tapi social distancing lebih dari itu. Termasuk social distancing adalah tidak bersalaman, penundaan acara-acara besar, seperti pertemuan masyarakat, hiburan, olahraga ataupun bisnis.
Anda mungkin bertanya: apakah saya boleh ke supermarket atau pasar? Jawabannya boleh tapi kurangi frekuensinya seminimal mungkin. Bila mungkin, orang yang berisiko (orang lanjut usia dan yang memiliki masalah kesehatan kronis) harus menghindari tempat umum.
Saat Anda berada di tempat umum usahakan sebisa mungkin menjaga jarak dari orang lain dan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan saat kembali pulang ke rumah.
Jika bisa kerja dari rumah, lakukanlah. Kalau harus ke kantor, batasi kontak dengan rekan-rekan kerja dan ikuti etika bersin/ batuk (tutupi bersin/ batuk dengan siku terlipat atau tisu yang dibuang langsung ke tempat sampah).
Kalau sakit, tinggallah di rumah dan kalau mengalami gejala virus corona, cari pengobatan medis atau telephon hotline 119 ext. 9. Jika Anda sedang merawat seseorang yang sakit di rumah, gunakan masker dan sering cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Jika sekolah anak Anda ditutup sementara, itu bukan berarti liburan. Pastikan anak mengikuti instruksi guru untuk belajar di rumah dan jangan lepas mereka ke tempat umum yang ramai orang.
Situasinya berkembang cepat. Jadi, lindungi diri, lindungi sesama dan tetap ikuti perkembangan informasi.
0
UNICEF meminta sekolah agar memiliki rencana pembelajaran jarak jauh dan akses ke layanan penting
Credit photo: UNICEF Indonesia

Jakarta, 16 Maret 2020 – Menyusul pengumuman oleh pemerintah pusat dan daerah yang menyerukan agar anak-anak belajar dari rumah sebagai respon terhadap COVID-19, UNICEF mendesak otoritas sekolah untuk memastikan bahwa ada rencana untuk opsi pembelajaran jarak jauh dan akses ke layanan penting untuk semua anak.
Ketika sekolah ditutup untuk waktu yang lama, rencana mitigasi meliputi strategi pendidikan online dan siaran dari konten akademik, seperti portal pembelajaran online Rumah Belajar [https://belajar.kemdikbud.go.id/ ] dan Ruangguru Free Online School, yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Strategi lain meliputi:
  • Menugaskan membaca dan latihan untuk belajar di rumah
  • Menugaskan guru untuk melakukan tindak lanjut harian atau mingguan jarak jauh dengan siswa
  • Mengembangkan strategi pendidikan yang dipercepat
“Ketika sekolah normal anak-anak terganggu, sangat penting untuk menempatkan platform pembelajaran alternatif, seperti internet, siaran radio dan televisi, untuk mengurangi dampak penutupan sekolah yang berkepanjangan terhadap kesejahteraan anak-anak. Yang sama pentingnya adalah menjaga layanan esensial untuk anak-anak, seperti program pemberian makanan atau dukungan psikososial – terutama untuk kelompok yang paling rentan,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini.
Jika sekolah tetap dibuka seperti biasa, pedoman operasional yang aman harus diikuti untuk memastikan bahwa anak-anak dan keluarga mereka tetap dilindungi dan diberi informasi.
UNICEF juga mendesak sekolah – baik yang tetap dibuka atau yang membantu  melalui pembelajaran jarak jauh – untuk memberikan siswa dukungan holistik: sekolah harus memberi anak-anak informasi penting tentang mencuci tangan dengan sabun dan tindakan lain untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka; memfasilitasi dukungan kesehatan mental; dan membantu mencegah stigma dan diskriminasi dengan mendorong siswa untuk bersikap ramah dan saling tolong menolong serta menghindari stereotip ketika berbicara tentang virus.
Dengan memberikan informasi praktis dan akurat tentang cara mencegah penyebaran virus, sekolah dapat mendorong siswa untuk menjadi pendukung pencegahan dan pengendalian penyakit di rumah, di sekolah dan di komunitas mereka.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu lalu mengeluarkan panduan global baru untuk membantu melindungi anak-anak dan sekolah dari penularan virus COVID-19. Panduan ini juga menawarkan tips dan daftar periksa (checklist) yang bermanfaat untuk orang tua dan pengasuh, serta anak-anak dan siswa itu sendiri.
Keluarga bisa mendapat informasi tentang situasi COVID-19 dan menemukan jawaban atas pertanyaan mereka dengan menghubungi hotline informasi di 119 ex 9 atau dari sumber-sumber daring berikut:
Pesan utama untuk pemberi pengasuhan (caregivers)
Ketika sekolah tutup, anak-anak akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, dan kebiasaan yang baik harus didorong untuk mencegah penularan COVID-19 dan menjaga semua orang sehat:
  1. Jawab pertanyaan yang mungkin dimiliki anak-anak tentang COVID-19, bagaimana penularannya, tanda dan gejala, dan apa yang mereka lakukan untuk melindungi diri mereka dengan fakta-fakta sederhana yang disampaikan dengan tenang. Hargai perasaan mereka, yang mungkin termasuk ketakutan, kecemasan, dan kebingungan, terutama ketika rutinitas mereka berubah karena penutupan sekolah. Bicaralah dengan mereka tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk beradaptasi dengan situasi baru ini.
  2. Pastikan semua orang mencuci tangan mereka dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik ketika mereka pulang, sebelum makan dan setelah menggunakan kamar mandi
  3. Bersihkan permukaan yang sering disentuh seperti meja dan pegangan pintu, terutama di dapur dan kamar mandi dengan menggunakan pembersih rumah tangga biasa dan mengikuti instruksi pada label.
  4. Temukan cara alternatif untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, terutama mereka yang paling rentan terhadap COVID-19 seperti orang tua atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terkompromikan, seperti dengan menggunakan ponsel, bukan kunjungan langsung.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:Spesialis Komunikasi UNICEF Indonesia, Kinanti Pinta Karana
Mobile: +62 8158805842
0











jenis NAT (Network Address Translation) dalam jaringan komputer, ada 2 jenis NAT, termasuk: 




Agar lebih mudah dipahami berikut contoh setingan implementasinya. Topologi Jaringan
Hasil gambar untuk layer7protocols
L7 matcher mengumpulkan 10 paket pertama dari koneksi atau 2KB koneksi pertama dan mencari pola data yang dikumpulkan. Jika pola ini tidak ditemukan dalam data yang dikumpulkan, matcher berhenti memeriksa lebih lanjut. memori yang dialokasikan dibebaskan dan protokol dianggap sebagai tidak dikenal . Anda harus mempertimbangkan bahwa banyak koneksi secara signifikan akan meningkatkan penggunaan resource CPU dan memory . Untuk menghindari hal ini, tambahkan matchers firewall yang teratur untuk mengurangi jumlah data yang dikirimkan ke filter Layer-7 secara berulang-ulang.Persyaratan tambahan adalah bahwa Layer7 matcher harus melihat kedua arah lalu lintas (incoming dan outgoing). Untuk memenuhi persyaratan ini aturan L7 harus disetting pada chain Forward. Jika rule di set pada Chain input/output maka rule yang sama juga harus diset padaChain output/postrouting, apabila data yang dikumpulkan mungkin tidak lengkap maka pola pencocokan akan salah.
0
Previous PostPostingan Lama Beranda